KISAH PENEGASAN PANGGILAN POSTULAN
Keping-keping Kisah Bersama Tuhan-Postulan ADM Angkatan 2023/2024
A BEAUTIFUL DAY WITH YOU (Febriana Jesika Lede)
Semua manusia pasti mempunyai kisah. Kisah yang membingkai semua pengalaman hidupnya. Terhadap kisah itu kita dipanggil untuk berefleksi. Refleksi adalah tuntutan untuk memaknai setiap kisah hidup. Ada pepatah mengatakan ”Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi”. Refleksi adalah salah satu cara membuat setiap pengalaman menjadi lebih indah.
Perjalanan panggilanku takkan bertahan hingga saat ini jika tanpa bantuan dan campur tangan Tuhan. Seiring berjalannya waktu saya terus dibentuk dan dibina untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Kini waktunya saya harus menegaskan kembali panggilanku yang mungkin selama ini masih ragu ketika menjalaninya. Saya bersyukur pada komunitas yang memberiku waktu untuk memantapkan panggilanku.
Hari
Minggu adalah hari yang indah yah..tapi untuk saya sih sedikit menakutkan ha…haa...ha… bukan takut setan ya guys …..
tapi hari Minggu sore tanggal 07 Januari 2024 saya akan mengikuti penegasan
panggilan. Hati saya tercampur dengan
perasaan-perasaan mulai dari rasa takut, bingung, sukacita dan lain-lain. Banyak
pengalaman yang saya dapatkan dalam penegasan panggilan ini. Minggu sore kami
memulai dengan ibadat dan dilanjutkan dengan pertemuan untuk bahan hari pertama.
Sebelum masuk pada materi ada sedikit kendala yaitu LCD tidak disiapkan. Sr.
Theodora menasihati dan mengingatkan agar memperhatikan segala keperluan saat
penegasan, retret, rekoleksi, triduum.
Dalam satu minggu menjalani penegasan panggilan banyak kisah dan pengalaman yang sangat mengesan, dimana hari pertama saya merenungkan Injil Yoh 1:35-52 tentang murid yang pertama. Ketika Yesus bertanya apa yang kamu cari? Disitu saya bertanya pada diri saya apa sih yang saya cari dan apa tujuan saya? saya benar-benar ditantang dengan pertanyaan itu namun ketika saya merenungkan ternyata selama ini saya mencari wajah Tuhan. Wajah Tuhan yang seperti apa? Wajah Tuhan yang ada dalam Komunitas dan pekerjaan di pos. Saya juga diajak untuk mengenal diri, kelumpuhan-kelumpuhan yang selama ini tidak saya sadari. Ketika saya diminta untuk merenungkan keajaiban-keajaiban Tuhan dalam hidup ternyata banyak yang Tuhan ber. Kadang saya kurang memberi pada komunitas, maka saya merasa bahwa saya tidak mempunyai apa-apa padahal Tuhan memberi banyak sekali seperti kemampuan. Namun kadang membuat saya merasa kecil. Saya bersyukur dengan adanya bimbingan saya dibantu untuk mengolah diri dan sikap-sikap. Ada banyak hal yang lucu tetapi bermakna untuk saya dimana dalam bimbingan saya diajarkan berbicara dengan baik karena, selama ini ketika saya berbicara seperti air yang mengalir tidak ada henti-hentinya. Saya juga diminta untuk melihat pengalaman masa lalu yang mengecewakan maupun yang meneguhkan. Masa lalu adalah kenangan saat ini yang tidak bisa ditolak dan masa depan adalah sebuah harapan yang harus direncanakan. Semuanya itu mengiringi jejak-jejak hidup saya. Saya tidak mampu berlari dari tiga rangkaian waktu itu. Berlari berarti saya kehilangan makna tentang hidup. Dititik ini tugas saya adalah mengkontemplasikan kisah itu. Jadi dari semua pengalaman yang telah saya lalui diminta untuk mengampuni jika mengecewakan.
Hal yang mengesan ketika saya sampai dititik ini saya harus memilih berkeluarga atau menjadi suster. Saya sangat bersyukur karena saya masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani panggilanNya. Saya bersyukur karena saya banyak dibentuk untuk mengolah hidup dan perlahan-lahan bisa terbang bebas. Terima kasih untuk Sr.Theodora ADM yang selalu sabar menghadapi saya. Saya membangun komitmen untuk kedepannya yaitu kerendahan hati, mendengarkan dan mengampuni. "Kuatkan hatimu, berdirilah IA, Memanggil engkau".
SAAT
AKU BERJALAN BERSAMANYA ( Odilia Marni Pote)
(TEMA: AKU
DICINTA MAKA AKU DIPANGGIL)
Saat kuberjalan sendiri tanpa ada harapan yang pasti namun kutemukan diri-Mu cinta sejati dalam hidupku. Kuperlu hadir-Mu Tuhan disetiap langkah hidupku karena ku tahu Kaulah harapanku. Waktu terus berputar tiada henti, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba saat dimana saya mengikuti penegasan panggilan. Perasaan pertama yang muncul adalah takut bukan takut dipukul tapi takut bagaimana dengan saya? apakah saya bisa mengikuti permenungan? Namun ditengah ketakutan ada Dia. Meski saya tidak pernah melihat-Nya dengan kasat mata tetapi saya yakin saya ada karena cinta-Nya. Harapan terbesar saat memulai hari pertama saya ingin berjumpa dengan-Nya. Saya bersyukur karena dalam keheningan saya berjalan bersama-Nya dijalan yang berbatu dan berlubang dan menanjak seperti panggilan saya bahwa banyak kecenderungan, kelemahan serta tantangan yang saya alami.
Dalam
injil-Nya Yesus bertanya:”Apa yang kamu cari? sejenak saya bertanya diri apa
yang saya cari dan apa tujuan saya? Saya menemukan bahwa saya sedang mencari
kehendak Tuhan dan tujuan saya mau menjadi suster yang baik dan menjadi berkat
bagi orang lain. Juga diperteguhkan melalui bimbingan kata-kata Sr Theodora
yang selalu saya ingat: ”kita harus menjalani setiap proses seperti saat kita
menaiki tangga kita harus menaiki satu-satu jangan lompat”. Ilustrasi pembuka
yang diberikan suster adalah sebuah tangga dari tangga itu banyak hal yang
perlu dimaknai dalam hidup jangan pernah jadi robot ketika ditekan baru
bergerak jadilah pribadi yang antusias. Saat saya memasuki permenungan kedua
yaitu tentang pengalaman yang membuat saya bertahan sampai saat ini. Ketika
berkontemplasi banyak pengalaman yang muncul namun ada satu pengalaman yang
paling dominan yaitu pengalaman bersama Sr. Asumptha ADM. Pengalaman bersama
suster ini ada yang meneguhkan dan ada yang menantang. Meneguhkan saya adalah
kata-kata suster: ”Marni kamu tetap setia dan semangat”
Saat
memasuki permenungan tentang Yesus memberi makan 5000 orang disitu Yesus
mengatakan pada saya “Kamu harus memberi mereka makan” Disaat saya merenungkan
kata-kata Yesus dan Yesus mengatakan kepada saya “Berilah apa yang kamu miliki
lalu saya mengatakan pada Yesus “saya akan siap untuk menolong, mengingatkan
dan melayani dengan tulus melalui tugas-tugas saya. Saya juga menemukan 12
bakul yang ada dalam diri yaitu mengampuni, berinisiatif, rendah hati dan suka
menolong. Melalui 12 bakul ini saya
semakin dewasa dan belajar berjuang dalam menghadapi setiap proses dalam
panggilan ini. Saya percaya bahwa Tuhan yang menganugerahkan semuanya.
Waktu terus berputar dan kini telah tiba puncak dari penegasan panggilan yaitu pilihan hidup. Ketika memasuki permenungan saya mohon dengan sungguh terang Roh Kudus. Saya menemukan tiga pilihan yaitu biarawati, berkeluarga dan seorang gadis yang mengenakan baju kuning. Lalu saya melihat untung dan ruginya setelah itu yang lebih dominan adalah suster. Saya melihat suster yang mentahktakan sakramen Mahakudus, menyapu, berdoa dan melayani sesama lalu saya mengatakan “Jadi suster adalah pilihan saya” Melalui permenungan ini saya benar-benar menemukan pilihan saya yaitu menjadi suster ADM. Dalam menjalani panggilan ini saya juga menemukan tantangan dan kesulitan seperti yang dikatakan oleh Sr. Theodora :”Hidup tanpa tantangan tidak berkembang, jadikanlah tantangan itu sebagai peluang”. Saat ini saya menyadari bahwa Tuhan tidak pernah jauh yang membuat saya yakin dengan kehadiran-Nya. Saat saya berjumpa dengan-Nya dalam keheningan. Sungguh satu minggu ini menjadi rahmat bagi saya. Saat ini saya sungguh merindukan berjumpa dengan-Nya. Dalam kontemplasi juga saya melihat pengalaman saya saat masih diluar saya bersyukur dengan diri saya ternyata saya bisa meninggalkan HP, motor dan termasuk si dia yang pernah saya cintai. Saya sadar bahwa memilih Tuhan adalah panggilan hidup sesungguhnya. Dalam hidup saya sadari bahwa segala yang saya jalani adalah kehendak-Nya yaitu sebuah misi yang memuat banyak kisah bersejarah yang terus membentuk kepribadian saya. Jadi saya bersyukur mempunyai pengalaman berahmat karena tidak semua orang memiliki pengalaman seperti saya.
Waktu terus berputar dan kini telah tiba puncak dari penegasan panggilan yaitu pilihan hidup. Ketika memasuki permenungan saya mohon dengan sungguh terang Roh Kudus. Saya menemukan tiga pilihan yaitu biarawati, berkeluarga dan seorang gadis yang mengenakan baju kuning. Lalu saya melihat untung dan ruginya setelah itu yang lebih dominan adalah suster. Saya melihat suster yang mentahktakan sakramen Mahakudus, menyapu, berdoa dan melayani sesama lalu saya mengatakan “Jadi suster adalah pilihan saya” Melalui permenungan ini saya benar-benar menemukan pilihan saya yaitu menjadi suster ADM. Dalam menjalani panggilan ini saya juga menemukan tantangan dan kesulitan seperti yang dikatakan oleh Sr. Theodora :”Hidup tanpa tantangan tidak berkembang, jadikanlah tantangan itu sebagai peluang”. Saat ini saya menyadari bahwa Tuhan tidak pernah jauh yang membuat saya yakin dengan kehadiran-Nya. Saat saya berjumpa dengan-Nya dalam keheningan. Sungguh satu minggu ini menjadi rahmat bagi saya. Saat ini saya sungguh merindukan berjumpa dengan-Nya. Dalam kontemplasi juga saya melihat pengalaman saya saat masih diluar saya bersyukur dengan diri saya ternyata saya bisa meninggalkan HP, motor dan termasuk si dia yang pernah saya cintai. Saya sadar bahwa memilih Tuhan adalah panggilan hidup sesungguhnya. Dalam hidup saya sadari bahwa segala yang saya jalani adalah kehendak-Nya yaitu sebuah misi yang memuat banyak kisah bersejarah yang terus membentuk kepribadian saya. Jadi saya bersyukur mempunyai pengalaman berahmat karena tidak semua orang memiliki pengalaman seperti saya.
Waktu terus berputar dan kini telah tiba puncak dari penegasan panggilan yaitu pilihan hidup. Ketika memasuki permenungan saya mohon dengan sungguh terang Roh Kudus. Saya menemukan tiga pilihan yaitu biarawati, berkeluarga dan seorang gadis yang mengenakan baju kuning. Lalu saya melihat untung dan ruginya setelah itu yang lebih dominan adalah suster. Saya melihat suster yang mentahktakan sakramen Mahakudus, menyapu, berdoa dan melayani sesama lalu saya mengatakan “Jadi suster adalah pilihan saya” Melalui permenungan ini saya benar-benar menemukan pilihan saya yaitu menjadi suster ADM. Dalam menjalani panggilan ini saya juga menemukan tantangan dan kesulitan seperti yang dikatakan oleh Sr. Theodora :”Hidup tanpa tantangan tidak berkembang, jadikanlah tantangan itu sebagai peluang”. Saat ini saya menyadari bahwa Tuhan tidak pernah jauh yang membuat saya yakin dengan kehadiran-Nya. Saat saya berjumpa dengan-Nya dalam keheningan. Sungguh satu minggu ini menjadi rahmat bagi saya. Saat ini saya sungguh merindukan berjumpa dengan-Nya. Dalam kontemplasi juga saya melihat pengalaman saya saat masih diluar saya bersyukur dengan diri saya ternyata saya bisa meninggalkan HP, motor dan termasuk si dia yang pernah saya cintai. Saya sadar bahwa memilih Tuhan adalah panggilan hidup sesungguhnya. Dalam hidup saya sadari bahwa segala yang saya jalani adalah kehendak-Nya yaitu sebuah misi yang memuat banyak kisah bersejarah yang terus membentuk kepribadian saya. Jadi saya bersyukur mempunyai pengalaman berahmat karena tidak semua orang memiliki pengalaman seperti saya.
Senja bisa kembali tetapi pengalaman tidak akan pernah kembali sekalipun kembali tidak akan pernah sama karena sebuah pengalaman akan terkenang dimasa yang datang dan tidak pernah terlupakan. Moto hidup yang menjadi pedoman saya selama ini ”BERTOLAKLAH KETEMPAT YANG LEBIH DALAM”
JEJAK-JEJAK BERSAMA TUHAN (Gemma Maria Inna)
Dalam
keheningan kapel kecil ini terlintas banyak kisah bersama Tuhan, selama
menjalani proses Penegasan Panggilan. Dikapel kecil inilah tempat dimana saya
beristirahat dari keletihan manusiawi untuk berjumpa dengan Yesus secara
personal. Saat memulai pertemuan saya ditanya apa perasaan dominan yang
dirasakan saat ini? rasa takut, apakah nanti dalam permenungan saya bisa atau
tidak?
Tema
besar dalam proses Penegasan Panggilan ini adalah “AKU DICINTA MAKA AKU
DIPANGGIL” saya menyadari bahwa Tuhan mencintai saya maka Ia memanggil, Ia
ingin saya serekan kerja dengan-Nya. Melalui penegasan panggilan ini, panggilan
saya dimurnikan, dikuatkan dan diteguhkan kembali atas pilihan saya ini. Selama
berproses banyak kisah yang saya alami. Ketika ditanya apa yang kamu cari…?
Yang saya cari adalah Tuhan dengan menjadi seorang suster yang mau berkorban
bagi orang lain. Berkorban yang seperti apa…? siap melayani dan membantu orang
lain.
Permenungan
pertama dalam kontemplasi saya menemukan diri berada disebuah lorong yang
sempit. Lorong sempit ini menjadi tanda bahwa masih ada pengalaman yang belum
terungkap dan yang tidak saya sadari, yaitu sikap diam yang keras dan mudah
mengalah dalam berdebat dengan teman. Dulunya saya merasa bahwa sikap diam yang
seperti ini baik, namun ini yang membahayakan saya dan orang lain, jika tidak
diolah dengan baik. Kemudian ketika ditanya apa dua belas (12) bakul yang ada
pada diri saya…? Dalam permenungan saya menemukan bahwa saya suka menolong, mau
melayani, suka berbagi, peduli, bertanggung jawab, peka dan sikap disiplin
sudah mulai berkembang. Dalam menjalani proses ini saya masih kurang terbuka
sehingga dalam menjalani permenungan saya merasa jatuh. Saya menyadari bahwa dua belas (12) bakul yang saya miliki
sekarang adalah keajaiban yang Tuhan titipkan pada saya untuk melayani sesama.
Dalam menjalani proses Penegasan Panggilan saya diminta untuk merenungkan kembali pengalaman hidup selama menjalani masa postulat kurang-lebih tujuh (7) bulan. Dalam permenungan itu saya menemukan banyak pengalaman suka-duka yang saya alami. Mengalami suka ketika diterima menjadi Postulan rekreasi, bersepeda ke gereja dan KUBINA dan ketika diutus untuk mengikuti kegiatan-kegiatan diluar komunitas. Pengalaman duka saat meditasi tidak mendapat apa-apa, saat salah paham dengan teman, saat tugas-tugas tertumpuk karena kurang bisa membagi waktu dengan baik dan kurang hati-hati dalam bekerja. Dalam permenungan itu juga muncul dua pilihan yaitu ‘ya” dan “tidak”. Disitu saya mulai mempertimbangkan dan memohon terang Roh Kudus agar saya bisa memilih apa yang menjadi kehendak Tuhan. Ditengah permenungan itu saya mempertimbangkan jika saya memilih “Ya” untungnya saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan, menjadi berkat bagi orang tua dan keluarga. Dari jawaban “Ya” itu juga berarti saya harus siap menanggung konsekuensi dan siap berkorban bagi orang lain. Jika “Tidak” berarti hidup bebas, tidak mengenal Tuhan dan jarang berdoa. Dalam permenungan itu juga saya membayangkan hidup diluar atau berkeluarga dan hidup khusus bahwa tantangannya sama. Saya juga teringat akan sharing seorang ibu dilingkungan bahwa hidup itu pilihan, mau menjadi suster atau berkeluarga, dua-duanya memiliki tantangan dan konsekuensi masing-masing. Dari permenungan ini saya memilih “Ya” karena Tuhan sudah memanggil saya dan tujuan Tuhan menciptakan saya adalah untuk saling melengkapi, melayani, memuji, memuliakan nama-Nya. Setelah menentukan pilihan itu, saya merasa tenang dan sukacita. Niat ingin saya benahi dalam hidup berdasarkan pilihan itu. Saya mau setia dengan panggilan melalui hal-hal sederhana dan tugas-tugas yang dipercayakan.
Motto hidup yang menjadi kekuatan saya adalah “TUHAN ADALAH GEMBALAKU” (Mazmur.23:1a). Saya memilih moto ini karena saya percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan saya berjalan sendiri.
PERJALANAN
HIDUP BERSAMA DENGAN TUHAN (Albina Noviana Mila)
Pertama-
tama saya bersyukur kepada Tuhan atas rahmat kesehatan yang saya alami dan
rasakan sampai saat ini. Saya juga berterimakasih kepada kongregasi dan
komunitas yang sudah mengijinkan saya untuk mengikuti penegasan panggilan
selama satu minggu bersama dengan Sr. Theodora
ADM. Saya berterima kasih kepada para suster, Mbak Inu, Ibu Yohana yang sudah
mendukung saya bersama dengan teman-teman. Dalam proses penegasan melalui doa,
makanan, pelayanan dan perhatian dari para suster semua. Tidak dapat kubalas segala
kebaikan kalian semua, tetapi hanya seuntaian doa agar tetap sehat, setia,
gembira dalam menjalani proses panggilan.
Awalnya,
disaat mendengar bahwa para Postulan akan
penegasan panggilan, ada rasa bangga dan bersyukur karena tidak terasa
waktu begitu cepat, dan tidak terasa saya sudah menjalani masa Postulan kurang
lebih tujuh bulan. Begitu banyak
pengalaman yang saya rasakan baik itu menantang maupun meneguhkan. Dalam proses
penegasan ini, begitu banyak kisah yang saya alami. Namun saya mensyukuri itu
semua karena dengan pengalaman ini saya lebih mengenal diri dan menjadi pribadi
yang dewasa. Saya syukuri pengalaman-pengalaman itu, karena tidak semua orang
pernah alami dan rasakan. Air mata selalu berlinang tetapi bagaimana memaknai
dan merefleksikan itu semua.
Renungan
selama empat kali dan tiga kali bukanlah hal yang mudah bagi saya. Karena
membutuhkan hati yang mau terbuka dihadapan Tuhan maupun dihadapan manusia.
Sebab, dalam permenungan itu, ada hambatan yang membuat tidak konsentrasi dan
meditasinya terputus-putus. Tapi dengan hambatan ini, saya berusaha untuk
mengatasinya dengan sikap badan yang tenang dan memohon bantuan dari Tuhan. Disaat
ditanya oleh Sr Theodora, apakah yang kamu cari dan tujuan apa kamu kesini? (Yohanes,
1: 35-51) Pertanyaan ini membuat saya semakin bertanya dengan diri sendiri.
Maka dalam permenungan saya bisa menemukan jawabannya. Saya masuk biara bukan
untuk mencari enak, tetapi mencari kehendak Tuhan melalui pekerjaan yang saya
latih dalam rumah pembinaan ini, seperti membersihkan got, membersihkan wc,
berkebun dll. Inilah saya menyadari bahwa Tuhan benar- benar mencintai saya,
sehingga saya dipanggil kembali melalui kongregasi ini.
Lalu tema besar Penegasan Panggilan yaitu: AKU DICINTA MAKA AKU DIPANGGIL. Tuhan mencintai saya tanpa memandang latar belakang. Terkadang disaat meditasi, kepala miring ke kiri dan ke kanan dan tiba-tiba kaget. Pengalaman ini tidak pernah dilupakan. Saya menyadari bahwa melalui proses penegasan ini saya bisa menemukan hal-hal yang kurang baik dalam diri saya seperti cepat tersinggung dan cepat emosi. Maka melalui bimbingan bersama saya bisa dibantu. Dalam bimbingan saya terbuka dengan Sr Theodora, baik itu pengalaman yang baik maupun tidak. Melalui meditasi alam saya sangat bersyukur. Disini saya sangat terinspirasi dari pohon lombok. Kita tahu bersama bahwa, awalnya pohon lombok itu tanaman yang sangat kecil. Pohon lombok bisa bertumbuh subur dan sampai berbuah masak. Itu semua, karena pohon lombok menerima kotoran seperti tai kambing, air beras yang dicampur dengan kulit buah- buahan, kemudian didiamkan selama satu minggu, lalu disiram di pohon lombok. Pasti air itu sangat bau. Tetapi pohon lombok tidak pernah menolaknya. Dan dibalik itu, pohon lombok berbuah masak dan orang lain menikmatinya. Maka dari itu saya harus belajar dari pohon lombok itu. Melalui penegasan panggilan ini saya mampu menerima masa lalu bersama dengan papa. Saya syukuri bahwa melalui pengalaman-pengalaman itu, saya menjadi pribadi yang tangguh dan tahu saya bersyukur akan hal- hal itu.
Dalam
hidup bersama sebagai saudara, saya menganggap bahwa saya tidak mempunyai
kemampuan, tetapi melalui permenungan
saya bisa merasakan bahwa saya juga mempunyai 12 bakul seperti suka berbagi, suka melayani, suka membantu,
bekerja dengan senang hati, mudah
menyapa, mudah senyum, peduli dengan orang lain dan suka bergaul. Saya juga
menyadari bahwa memiliki sifat yang kurang baik, ternyata diturunkan dari papa
saya. Sifat- sifat saya yang kurang baik, membuat komunikasi kurang berjalan
dengan lancar. Terkadang terjadi perselisihan dengan teman angkatan. Tetapi
melalui penegasan ini, saya sangat dibantu dan bisa mengolahnya. Saya merasa
bersyukur karena melalui keheningan saya bisa melihat kelemahan dan kebaikan
yang ada dalam diri. Melalui permenungan tentang pohon keluarga, disitu saya
menemukan sifat dari kedua orang tua. Papa adalah pribadi yang sangat tegas, sedangkan mama
adalah pribadi yang sangat baik. Disini juga saya tahu dan menyadari bahwa jika
saya mau menjadi calon suster ADM yang baik maka harus bisa berubah dan
berbuah. Setiap tantangan dan kesulitan adalah bagian dari hidup saya, bukan
hanya dibiara saja. Tanpa tantangan maka saya tidak akan berkembang. Lalu dalam
perjuangan air mata selalu membasahi pipi, tetapi bagaimana saya memaknai itu
semua.
Dengan
berjalannya waktu, saya menemukan berbagai macam pilihan dalam hidup. Awalnya
yang muncul adalah seorang polwan yang sangat cantik, suster yang sedang
berdoa, perawat yang sedang merawat orang sakit dan menjadi karyawan. Empat hal
ini juga mempunyai konsekuensi masing-masing. Saya masih merenungkan dan
merefleksikan jalan mana yang saya
pilih. Lalu pada akhirnya saya lebih memilih menjadi suster ADM.
Saya
juga sudah menghidupi karakteristik dari Ibu Seraphine yaitu mengampuni, cinta
orang miskin, tangguh dalam pengabdian dan pelayanan. Sedangkan yang lain dalam
prsoses latihan. Selain itu juga, saya harus mampu meninggalkan segala-galanya
dan lebih memberikan diri secara penuh kepada Tuhan. Saya percaya bahwa setiap
badai dan taufan yang saya alami dalam hidup panggilan, Tuhan akan selalu
memberikan jalan yang terbaik, melalui pribadi- pribadi yang hadir dan hidup
bersama saya dalam rumah pembinaan ini. Kebaikan- kebaikan yang ada dalam
diriku akan tetap saya pertahankan sedangkan kelemahan yang ada dalam diri akan
terus mengolahnya melalui latihan yang ada dalam rumah pembinaan ini.
Harapan semoga saya tetap menjadi pribadi yang otentik, rendah hati, sukacita dalam panggilan dan setia kepada Dia yang telah memanggilku dalam kongregasi ADM. Moto hidup yang menjadi pedoman hidup saya adalah Tenanglah Aku Ini Jangan Takut (Matius, 4:27)
NEW LIVE STORY TOGETHER JESUS (Margarince Dughu)
Pertama-tama saya
bersyukur karena saya mendapat kesempatan berahmat yang memampukan saya untuk
mensetiai panggilan. Pada tanggal 07 Januari 2024, saatnya senja menjemput
malam itu pula saya berhenti dari keletihan manusia untuk kembali kepada sang
pencipta dalam keheningan.
Pada
jam 19:00 WIB kami memulai pertemuan di ruang kelas Postulan yang berada
dilantai dua. Sebelum memulai pertemuan kami terlebih dahulu berdoa. Setelah
berdoa kami diberi arahan oleh Sr. Theodora ADM yang menjadi pendamping selama
penegesan. Sr. Theodora meminta kepada kami untuk mensharingkan pengalaman yang
dialami sejak siang hingga malam dan perasaan apa yang paling dominan yang
sedang dirasakan. Maka kami para Postulan mulai sharing pengalaman yang dialami
dan perasaan dominan yang sedang dirasakan. Ada perasaan takut, gelisah dan
tidak tenang. Perasaan dominan yang saya rasakan yaitu gelisah dan batin tidak
tenang. Sesudah kami mensharingkan pengalaman-pengalaman serta perasaan yang
muncul saat itu juga Sr Theodora menyampaikan bahwa sebagai manusia biasa pasti
mengalami perasaan-perasaan seperti itu.
Ruangan
doa lantai dua atau biasa disebut Kapel Postulan menjad tempat saya menemukan
berbagai pengalaman perjumpaan bersama Tuhan. Kesejukan dan kenyamanan tempat
ini sangat membantu saya saat berproses dalam mencari Tuhan dalam keheningan. Dalam
tema besar yang akan menjadi puncak dari semua tema yaitu:’’AKU DICINTA MAKA
AKU DIPANGGIL’’
Pada
tanggal 8 Januari 2024 Sr. Theodora memberi dua renungan yaitu Yohanes 1:35-51,
ayat yang saya jadikan sebagai bahan permenungan yaitu apakah yang kamu cari?
Selama proses permenungan saya bertanya pada diri apakah yang selama ini saya
cari dan apa tujuan saya masuk biara? Dalam keheningan saya menemukan
jawabannya yaitu selama ini yang saya cari adalah kehendak Allah dan menjadi
suster ADM yang setia dalam melayani melalui hal-hal yang sederhana yang saya
latih dalam rumah pembinaan ini. Tujuan saya masuk biara yaitu untuk menjadi
seorang suster ADM serta menjadi pendoa bagi keluarga.
Dalam
permenungan yang kedua saya menemukan bahwa ada pengalaman-pengalaman yang
membuat saya bertahan hingga saat ini yaitu ketika saya diterima sebagai Postulan
dan saya mempersembahkan diri pada Tuhan dengan mendoakan doa penyerahan. Saat
memasuki hari-hari selanjutnya, saya sangat bersyukur juga karena diberi
kesehatan yang baik sehingga saya bisa masuk dalam permenungan.
Ketika
merenungkan karya-karya ajaib Allah dalam hidup, saya menemukan ada begitu
banyak pengalaman yang menurut saya adalah keajaiban-keajaiban Allah yang ada
dalam hidup yaitu ketika saya sakit parah dan memperoleh kesembuhan, ketika
saya bangun pagi saya masih bisa menghirup udara segar, ketika saya masih bisa melihat dengan jelas dan juga
rahmat panggilan yang saya terima dari Allah.
Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kelemahan, yang kadang membuatnya berhasil dalam menjalani hidup dan kadang mengalami kegagalan. Saat merenungkan mengenai dua belas bakul dari bahan Markus, 6:34-54, saya menemukan bakul-bakul yang ada dalam diri saya yaitu: peduli, mengampuni, rajin, murah hati dan talenta-talenta yang ada dalam diri. Saat merenungkan injil ini, saya merasa ditantang karena dalam permenungan muncul bakat -bakat yang ada dalam diri yaitu musik, menjahit, menanam dan memasak dan bagaimana harus mengembangkan dengan memberi secara tulus.Tetapi diakhir permenungan saya menemukan cara agar bisa memberi yang lebih baik pada orang lain. Setiap orang pasti memiliki kelumpuhan, walaupun bukan secara fisik tetapi secara batin. Saat melihat kelumpuhan-kelumpuhan yang ada dalam diri yaitu malas, keras kepala, cuek dan sombong. Setelah melihat tentang kelumpuhan-kelumpuhan yang ada dalam diri, saya merasa bahwa Tuhan akan menolong saya dan tidak membiarkan saya jatuh Ia senantiasa menjaga. Doa adalah komunikasi dengan Tuhan atau dialog dengan Tuhan yang membawa kita kesebuah kerajaan atau istana-Nya. Saat mulai dialog dengan Tuhan, saya bertanya apakah yang Engkau mau dari saya Tuhan? Saat permenungan saya menemukan bahwa yang Ia mau dari saya yaitu agar saya setia dalam mengikuti-Nya dan setia juga dalam pelayanan.
Panggilan adalah suatu anugerah yang terindah atau mutiara berharga yang saya terima dari Tuhan. Jika Tuhan telah merencanakan hidup seseorang untuk menjadi pengantin-Nya, Ia akan selalu menyapanya, ternyata saya disapa Allah ketika saya masih SD sampai SMA. Ketika tamat SMA saya memutuskan untuk menjadi pengikutNya. Dari pengalaman inilah yang saya rasakan bahwa jika Allah telah merencanakan hidup seseorang untuk menjadi pengikutNya. Maka tak pernah berhenti untuk memanggil sampai seseorang menanggapinya. Hidup adalah sebuah pilihan, setiap pilihan hidup pasti ada konsekuensinya. Saat saya mulai membuat dua pilihan yaitu berkeluarga atau menjadi seorang suster, saya menemukan kesulitan, tetapi karena melalui bimbingan Sr.Theodora saya dibantu untuk bisa keluar dari kesulitan yang dihadapi.
Setelah
saya menjalani penegasan panggilan saya membuat sebuah komitmen yaitu
‘’MENDENGARKAN’’ karena selama menjalani masa Postulan kurang lebih tujuh bulan saya kurang mampu mendengarkan
sesama yang menegur atau memberi masukan
saat saya membuat kesalahan.
Demikian
perjalanan rohani saya bersama Tuhan selama
delapan hari. Saya mengucapkan terima kasih, semoga melalui penegasan
panggilan ini saya menjadi semakin setia dalam panggilan. Agar apa yang saya
cita-citakan tercapai dan menjadi berkat bagi orang lain. “THANK YOU JESUS FOR LOVE TOGETHER YOU AND I BELIEFE IN GOD” Saya
Memilih Simbol Lilin Ini Karena Saya Mau Menjadi Pembawa Terang Bagi Sesama.
KARENA IA BERDIRI DISEBELAH KANANKU AKU TIDAK GOYAH (KIS: 2:25)
Di atas ada HARAPAN, Di bawah ada SALIB, dimana-mana ada CINTA
IN NOMINE DOMINE
Kategori: PROMPANG