Image

Kasih Tuhan Sepanjang Tahun

Refleksi Hidup Panggilan Penghujung Tahun 2020

Hidup itu anugerah. Tuhan hadir melalui setiap peristiwa baik suka maupun duka. Seperti layaknya air, hidup itu terus mengalir dan berganti. Seperti alunan musik, irama dan nada berganti dimainkan dengan indah.  DO RE MI, yuks kita pantengin refleksi pengalaman hidup seorang suster ADM yang berjalan bersama rahmat kasih Allah dan mengibaratkan pengalamannya seperti pelangi.....


PELANGI  DESEMBER

By: Vianney ADM

 

Tahun 2020 adalah angka cantik bagi saya, secantik Tuhan yang menganugerahkan berkat melimpah. Karya ajaib dan perbuatan-Nya pantas dikenang dalam sejarah kehidupan. Perjalanan salib, suka cita paskah dan kegembiraan natal mewarnai peziarahan panggilan. Pelangi kasih sesudah hujan pergulatan, kesulitan dan tantangan membawa kesegaran baru sebagai anugerah yang tak berkesudahan. Bintang di langit menjadi titik-titik yang menandai setiap peristiwa kehidupan.

 

Lima titik kehidupan

 

Saya menandai perjalanan tahun ini dengan lima titik. Bagi saya, lima titik itu adalah pengalaman yang sungguh mengesan dalam kehidupan ini. Pengalaman yang menempa diri untuk terus melangkah dan berjuang tetap setia kepada Dia yang telah memanggil lewat cara hidup ini.

 

***

 

Titik pertama, saat membuka lembaran baru setelah mengalami pengungsian ke Mesir bersama keluarga kudus di Nazaret. Saya berada dalam penantian panjang akan sebuah kepastian. Namun Tuhan menuntun perjalanan dengan petunjuk bintang. Saya mengikuti bintang itu walaupun sudah melawan arus kehidupan yang seharusnya.

 

“Suster, saya harus pergi untuk keselamatan jiwa supaya dapat semakin memuji dan memuliakan Dia dalam kehidupan ini,” kataku kepada suster pemimpin komunitas.

 

“Suster, apa pun keputusan suster, lakukanlah! Saya percaya Tuhan menunjukkan jalan yang terbaik untuk kehidupan suster,” jawabnya.

 

Saya pergi membawa air mata keharuan dan yakin akan pulang dengan berkas panenan.

 

***

Titik kedua, saya masuk ke relung hati yang paling dalam. Hati yang tak pernah tertipu oleh kepalsuan dunia. Suster provinsial memberi kesempatan retret selama satu minggu. Tuhan menunjukkan jalan untuk semakin memuji dan meluhurkan nama-Nya. Saya mengalami seperti anak bungsu yang kembali ke pangkuan Bapa lewat suster provinsial dan suster pemimpin komunitas yang menerima dengan tangan terbuka. Di sinilah saya pulang kembali setelah mengalami jiwa yang kering oleh kerapuhan dan kelemahan diri. 

 

Saya membunyikan bel pintu pada jam 04.00 pagi. Suster pemimpin komunitas membuka pintu dan menerima kedatangan saya.

 

“Selamat datang suster. Sekarang beristirahatlah!” kata suster pemimpin komunitas di tempat yang baru.

 

“Terimakasih suster,” jawabku.

 

“Suster, terimakasih sudah menerima saya,” kataku kepada suster provinsial yang berdiri di belakang suster pemimpin komunitas.

 

***

 

Titik ketiga, Tuhan menganugerahkan waktu jeda untuk memberi stabilo atas penggalan cerita bermakna dalam kehidupan. Pengalaman sakit sebagai sinyal untuk mengubah pola hidup dan cara pandang yang salah tentang pribadi dan peristiwa. 

 

Suster pemimpin komunitas memanggilku dan berkata, ”Suster Vianney, mobil sudah datang...!”

 

Saya segera berpamitan dengan bekal kata-kata yang memberikan semangat. Beliau membisikkan dengan berkata,” Hati-hati ya, semoga lekas sembuh!”

 

Suster provinsial dan suster pemimpin komunitas menghantarkan saya sampai di pintu. Saya menuju rumah sakit untuk berobat.

 

 

Di rumah sakit …

 

 “Suster, tensi suster agak tinggi dan detak jantung tidak teratur. Suster harus opname,” kata dokter UGD.

 

Saya menjawab dengan nada lelah dan berkata,” Iya, baik dokter.”

 

Langit biru itu mendadak gelap bagi saya. Namun di balik langit gelap, saya merasakan suasana senja yang memberikan penghiburan. Semula harapan sirna, kini tumbuh menjadi tunas, tumbuh subur dan berkembang dalam kehidupan. Saya yakin bahwa langit yang tak lagi biru, akan selalu ada senja menyapa.

 

Saya menarik benang merah antara kehidupan dan pengalaman sakit. Hidup adalah sebuah proses mencari dan menemukan kembali makna hidup. Selalu ada harapan akan kesembuhan, penderitaan berganti dengan kebahagiaan dan selalu ada jalan keluar terhadap segala kesulitan.

 

***

 

Titik keempat, Tuhan menganugerahkan hadiah natal. Bak sinterklas yang datang, aku membaca pesan whatshapp dari Penerbit Cleopatra.

 

“Kak, bukunya siap promo hari ini ya,” kata penanggung jawab Penerbit Cleopatra.

 

“Terimakasih kak,” jawabku.

 

Tuhan telah menjawab kerinduan untuk berbagi pengalaman dalam buku yang dicetak oleh Penerbit. Sungguh tak terduga dalamnya kasih Allah dan tak mampu terselami oleh indera. Tuhan telah menyiapkan segala sesuatunya, Ia menjadikan indah pada waktunya (bdk. Pengkotbah 3:11).

 

***

 

Titik kelima, pandemic virus covid-19 masih mengancam keselamatan jiwa seluruh umat manusia. Saya diajak untuk tenang “di rumah saja”, berpikir global dan bertindak lokal, membangun solidaritas lewat kehidupan sehari-hari.

 

Saya berusaha terlibat dalam kegiatan komunitas menanggapi situasi pandemic ini. Kegiatan nasi bungkus dan berbagi sembako bekerja sama dengan Paroki menjadi perpanjangan tangan kemurahan hati para donatur. Hidup menjadi semakin waspada, hati-hati dan membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.

 

***

 

Warna pelangi dalam kehidupan

 

Penghujung tahun adalah saat memilah, memilih dan memberi warna kehidupan selama satu tahun yang telah lalu. Saya memandang bahwa kehidupan selalu diwarnai oleh sinar pelangi. Saya mencoba memberi makna warna pelangi itu.

 

Warna merah adalah saat emosi jiwa bergejolak, sedang kurang stabil. Warna jingga adalah waktu dalam peralihan memurnikan motivasi untuk setiap perbuatan yang dilakukan. Warna kuning adalah saat mengalami damai dan suka cita dalam kehidupan.

 

Warna hijau adalah harapan akan hari esok yang menjanjikan masa depan yang cerah. Warna biru adalah saat teduh bersama Tuhan menemukan makna kehidupan. Warna nila adalah saat menghidupi nilai-nilai kehidupan yang dipetik dari permenungan dan refleksi. Warna ungu adalah kesempatan untuk membangun solidaritas dengan mereka yang berduka dan membutuhkan uluran tangan.

 

Pelangi sehabis hujan memaknai setiap peristiwa dalam kehidupan yang terus berputar hingga saatnya Tuhan memanggil untuk bersatu dalam perjamuan kudus-Nya.

 

Yogyakarta, 27 Desember 2020

Pesta Keluarga Kudus

Kategori: PROMPANG

Berita Terkait

Mengubah Wabah Menjadi Berkah

KISAH PENEGASAN PANGGILAN POSTULAN

OPEN HOUSE BERSAMA KAUM MUDA 2022

Redemisti nos Domine
in Sanguine Tuo.

prompangsusteradm@gmail.com
(0274) 562739

Jl. Abu Bakar Ali No.12, Kotabaru, Kec. Gondokusuman
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55224